Bersama Gamal, Boas, Abil, Aleb, dan Om Ricky, gue sempat mengunjungi TNGHS selama 3 hari 2 malam. Perjalanan yang ditempuh untuk sampai ke tempat kami bermalam adalah kurang lebih 8 jam dari Jakarta dengan menggunakan mobil Land-Rover yg siap melewati medan yang cukup sulit dilalui oleh mobil biasa.
Di TNGHS ini terdapat banyak sekali keanekaragaman hayati, banyak berbagai hewan liar dan pesona alam yang terkadang bikin ngelamun sejenak karena saking bagusnya. Disini ada hamparan kebun teh, hutan yang luas, sungai, air terjun, dan satwa yang ga akan bisa kita temuin di perkotaan. Hal lain yang bikin relax adalah gak adanya signal di daerah TNGHS ini. (jadi ya kita bener2 bisa istirahat dari segala hiruk pikuk).
Hari pertama (DAY 1)
Kami berangkat dari Jakarta sekitar pukul 5 pagi dan sampai di TNGHS sekitar pukul 2 siang, oh iya kalo berniat mau kesini jangan lupa bawa perlengkapan makanan yang lengkap karena kita harus masak sendiri dan jauh dari perkampungan, perkampungan terdekat dari penginapan kami yang awalnya dibuat untuk tujuan penelitian elang oleh pemerintah Jepang dan Indonesia ini jaraknya sekitar 2km, jadi ya peer ya kalo harus bolak balik 2km cuma untuk makan. Sesampainya di penginapan, kami langsung ke sungai terdekat yaitu sungai cikaniki. Sungai ini masih sangat alami dengan dekorasi alami berupa pohon-pohon besar dan batu besar di sekitarnya.
Seru banget karena bisa tau hal baru lagi. Gue ketemu larva capung yang masih hidup di sungai, iya bener, capung sebelum bisa terbang, larvanya itu hidup di air dengan insang, setelah dewasa barulah dia bisa terbang.
Lalu ketemu juga ikan yang penampakannya seperti ikan lele purba dan diakhiri dengan berenang di sungai yang masih alami ini, tapi ada hal yg harus diwaspadai setelah berenang yaitu lintah. Blood sucker ini tidak berbahaya, hanya saja gatal sedikit kok. Bahkan kata om Ricky, "Gapapa kok, itu kan nyedot darah beku, peredaran darah jadi lebih lancar.."
Setelah berenang di sungai kami beristirahat dan menunggu malam untuk keluar ke hutan. Lucky us, bisa nemu jamur yang bisa menyala dan Asian Giant toad yang kita temuin kali ini ukurannya lebih gede dari telapak tangan orang dewasa. Konon katanya kalo curah hujan lagi lumayan banyak, jamur yang bisa nyala dalam gelap ini lebih banyak lagi jumlahnya.
Hari kedua (DAY 2)
Bangun pagi dengan suara yang sudah familiar sejak kemarin, kicauan burung, suara jangkrik dan suara tonggeret yang mendominasi alarm alami pagi ini, sungguh hari yang cukup cerah, kami langsung bergegas untuk jalan menyusuri hutan sekitar penginapan. Sepanjang jalan yg ditemui adalah pohon besar dan beraneka ragam laba-laba, dan beruntung kami bisa ketemu sama owa (sejenis monyet yang tidak berekor) dan beberapa jenis burung.
Setelah puas jalan pagi menikmati keindahan yang alami, kami kembali ke penginapan dan sarapan. Lalu hari kami lanjutkan dengan kembali ke sungai cikaniki dan menyusuri sungai ke arah hulu. Sambil berenang di sungai yang masih alami ini, banyak capung yang berterbangan dan juga berjumpa belalang yg warnanya sangat mencolok dan indah. Sementara sibuk mengabadikan sekitar dengan kamera, tiba-tiba Abil berteriak: " Ada lutuuuuung! " Segera gue pun bergegas ke arahnya dan melihat dari kejauhan segerombolan lutung yang sedang mencari makan di sekitar pohon-pohon yang besar, sungguh pemandangan yang priceless bisa melihat hewan ini di alam bebas.
Hujan pun turun hingga malam tiba, akhirnya kami pun hanya bisa terdiam di penginapan sambil bermain kartu yang cukup seru dan dikejutkan oleh hadirnya katak di dalam kamar, haha.
Setelah puas jalan pagi menikmati keindahan yang alami, kami kembali ke penginapan dan sarapan. Lalu hari kami lanjutkan dengan kembali ke sungai cikaniki dan menyusuri sungai ke arah hulu. Sambil berenang di sungai yang masih alami ini, banyak capung yang berterbangan dan juga berjumpa belalang yg warnanya sangat mencolok dan indah. Sementara sibuk mengabadikan sekitar dengan kamera, tiba-tiba Abil berteriak: " Ada lutuuuuung! " Segera gue pun bergegas ke arahnya dan melihat dari kejauhan segerombolan lutung yang sedang mencari makan di sekitar pohon-pohon yang besar, sungguh pemandangan yang priceless bisa melihat hewan ini di alam bebas.
Hujan pun turun hingga malam tiba, akhirnya kami pun hanya bisa terdiam di penginapan sambil bermain kartu yang cukup seru dan dikejutkan oleh hadirnya katak di dalam kamar, haha.
Hari ketiga (DAY 3)
Terbangun kaget dengan suara " ADA TRENGGILIIIIIIING!!!" Kami semua pun terperanjak pagi ini dan langsung mengambil kamera masing-masing untuk mengabadikan momen yang jarang sekali ditemui, ternyata ranger (polisi hutan yang menjaga penginapan) menemukan trenggiling pagi ini sedang tertidur pulas. Hewan ini merupakan hewan langka yang jarang sekali ditemui. Sebelum dilepaskan kembali ke alam liar kami pun dengan norak memfoto dan video trenggiling yang sering diburu ilegal oleh orang-orang yg tidak tahu diri.
Selepas itu kami langsung packing dan bersiap untuk kembali ke Jakarta. Tapi sebelum itu kita mengunjungi canopy trail yang tingginya kurang lebih 20M dari tanah dan juga curug macan. Pengalaman menaiki canopy trail ini sangat seru, bisa melihat sekeliling dari ketinggian yang cukup tinggi.
Curug macan pun tak kalah menariknya dengan air terjunnya yang berada di tengah-tengah hutan yang masih alami.
Setelah selesai mecoba canopy trail dan mengunjungi curug macan, kami pun bergegas kembali ke peradaban ibukota.
Kita layaknya sebagai manusia yang tinggal di bumi ini, menyayangi pula bumi ini, jangan malah merusak tempat tinggal kita sendiri. Perjalanan ke TNGHS ini bikin gue sadar bahwa kita harus lebih lagi mencintai lingkungan sekitar kita ini. Udara yang segar, suara alam yang menari di kuping gue selama gue di TNGHS ini penyebabnya. Cintai lingkungan dan alam terlebih lagi Tuhan.
Cheers,
Febrian
Dulu pernah semacam ekskursi ke sini wkt msh kuliah. Seru bgt jadi kangen liat foto2nya :) kyny "traveling" paling "nature" yg pernah dibikin, jd mikir pengen jalan2 model begini lg kapan2 :D
BalasHapus