Sekitar 200km dari Kota Makassar yang merupakan ibukota Sulawesi Selatan ada sebuah daerah yang namanya Kajang, nah gue kenaren ini baru aja selesai trip bareng pemenang kuis Goresan Jejak dan tim Jurnal Indonesia Kaya ke daerah Bulukumba. Selain nikmatin keindahan bahari di sekitar sini, gue juga sempet berkunjung ke Desa Tanaboa yang dihuni sama Suku Kajang dalam. Gue pas pertama kali diskasih tau mau ke suku kajang dalam, gue langsung excited banget sih, soalnya gue udah sering denger tentang suku kajang ini, similar sama Baduy sih, ada Baduy dalam dan ada Baduy luar. Suku Kajang dalam tidak menerima teknologi sama sekali, sedangkan yang luar sudah menerima teknologi. Oh iya kalo Orang Suku Kajang Dalam seharusnya sih nikah sama sesama suku kajang juga, kalo menikah sama orang diluar itu, mereka harus tinggal di luar dan jadi suku kajang luar, tapi ga dimusuhin sih.
Kalo udah lewat gerbang ini, udah ga boleh lagi ada teknologi. |
Salah satu Orang SKD, gue foto bareng di depan gerbang masuk ke Desa Tanatoa, sebelum kamera gue disimpen di mobil. |
9 THINGS YOU SHOULD KNOW ABOUT SUKU KAJANG DALAM (SKD)
- Semua orang SKD pake baju warna item, ini filosofinya karena mereka ga mau ada perbedaan kasta atau derajat antara yang satu dan yang lainnya, karena katanya ini juga melambangkan kesederhanaan, serta warna item itu ga ada yang lebih baik atau buruk, keren juga ya, dan pas gue mau masuk kesini, gue juga dipinjemin baju item dan sarung item di rumah kepala desa sebelum masuk gerbang ke Desa Tanatoa.
- Orang SKD ga mau pake teknologi sama sekali, bukan karena apa, tapi karena SKD menganggap dan memperlakukan alam itu kaya ibu, jadi teknologi dianggap akan ngerusak alam. Jadi kalo masuk ke kawasan pemukiman SKD, ga boleh bawa HP atau kamera dan sejenisnya.
- Di area tempat bermukim SKD, ga boleh pake alas kaki sama sekali, soalnya alas kaki dianggap salah satu teknologi, tapi kalo udah keluar dari kawasan pemukiman SKD, boleh pake alas kaki.
- Bahasa yang dipake adalah Konjo, bahasa daerah pesisir Sulawesi selatan.
- Rumah dari SKD berbentuk rumah panggung mirip sama rumah orang Bugis - Makassar, tapi dapur sama WC ada di bagian depan rumah, bukan di belakang kaya biasanya. Soalnya katanya jaman dulu prajurit kerajaan Kajang itu suka numpang makan di rumah warga, terus kalo prajurit dateng itu nganggap apa yang dia liat itu milik dia, jadi takutnya harta atau anak warga juga jadi sasaran, unik menarik ya.
- Kalo mau melakukan sesuatu kaya motong pohon di hutan misalnya, ada ritualnya dulu dan harus lapor sama Ammatoa (Kepala SKD).
- Satu-satunya alat transportasi yang boleh dipake cuma kuda, itu aja cuma buat dipake bawa air dari mata air ke rumah.
- Mata pencaharian SKD adalah bertani dan berkebun.
- 100% SKD beragama islam.
Ini rumah Suku Kajang Luar, dapur sama kamar mandinya ga di depan, beda ama yang SKD, tapi bentuknya mirip. |
Anak-anak suku kajang, mereka boleh ke sekolah pake seragam, tapi kalo alas kaki tetep harus dipake diluar gerbang. |
Semua yang masuk ke area SKD harus pake baju item, kece! Photo by @dedycasanova |
Selamat jalan-jalan, semoga kita berpapasan!
Cheers,
Febrian.
Tambahan ; Mengenai kenapa gak boleh pake alas kaki masuk kawasan adat Ammatoa, karena kata orang suku dalam, manusia itu berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Makanpun hasil dari tanah. Jadi, tidak boleh ada jarak atau penghalang antara kaki kita dan tanah. Kaki harus bersentuhan langsung dengan tempat kita berasal dan kembali kelak. Sekian☺☺ ( Jangan ada alas kaki diantara kaki kita dan tanah ).
BalasHapusTerima kasih masukannya, salam kenal, cinta budaya cinta Indonesia :))
HapusDipungut biaya kah kak untuk memasuki kawasan SKD?
BalasHapusseru banget ya cerita suku kajang, baru tau lho ternyata di Indonesia masih ada suku yang betul menjaga betul adat istidat yang sangat kental. salam kenal.
BalasHapusHai bang, gue suka cerita lo tentang suku kajang dalam. Seriously gue baru tau suku kajang dalam dan segala rules dengan makna nya. Selalu suka sama suku yg menolak teknologi, bukan berarti gaptek tapi memang gamau kebudayaan dari nenek moyang hilang karena ada teknologi masuk. Semoga SKD selalu seperti ini, Indonesia selalu indah dengan suku2 yang menjaga ke aslian nya. Makasih loh ya udah bikin cerita ini, gue jadi mengenal suku2 yang ada di Indonesia. Dan that's why I always reading your blog. Love it.
BalasHapushttps://screenshots.firefox.com/AL6q3j8IWWeZDyxy/www.ceritafebrian.com
BalasHapusbang sekedar sedikit masukan, mungkin tata letak blognya bisa diperbaikin. agak kurang enak dilihat sedikit hehe
Bangga memiliki darah suku kajang
BalasHapus